1 bersyukur kepadaKu, niscaya Aku tambah nikmatKu

Dalam rangka mencari setetes embun aku coba berkelana di dunia maya, dan aku dapati sebuah cermin yang melukiskan sebuah prosa dunia yang terukir indah di mayapada. Ada seorang anak manusia yang bernama Habibie Afsyah yang mengidap "*motoric neuron*" atau kerusakan permanen pada otak kecil. Pada umumnya seorang anak yang menderita kekurangan secara tidak langsung menjadi beban bagi keluarganya, Namun hal ini tidak berlaku bagi Endang Setyanti. Beliau menganggap ini sebgai amanah. Amanah yang harus dirawatnya dan dilimpahinya dengan kasih sayang semaksimal mungkin. Habibie yang kini berusia 20 tahun, sejak balita harus memakai kursi roda. Perkembangan fisik yang tidak sempurna sejak usia 1 tahun membuatnya tidak bisa berdiri dan berjalan.
"Saya harus bisa membuat Habibie bisa memberdayakan dirinya untuk bekal hidupnya kelak. Jangan sampai hidupnya menjadi beban masyarakat atau hanya menunggu belas kasihan dari orang lain. Ini tidak boleh terjadi pada Habibie anak saya" ungkap Endang dengan mantap. Alhasil Jadilah sang Habibie menjadi seorang internet marketer yang layak dijadikan inspirasi bagi kita semua.

Ada pula kisah seorang "Dewa" yang luar biasa. Putra tunggal dari Poppy Devita Maharani Soepardi yang berusia 5 tahun, Dewantara Soepardi adalah penderita penyakit langka *Cerebral Palsy*. Dewa mengalami cedera otak dan fisik, yang membuatnya tak mampu beraktivitas secara fisik atau motorik seperti anak sebayanya. Dewa mampu menuangkan isi hati dan pikirannya ke dalam sebuah puisi. Produktivitas puisi yang tinggi, yang dalam waktu dekat akan diterbitkan dalam bentuk buku. Berikut adalah petikan sebuah Puisi dari Dewa, salah seorang anak yang memiliki keterbatasan juga segudang kelebihan.


Bila cintaku datang

Jangan kau ijinkan ia pergi

Apabila arus hidupku terhalang batu

Singkirkan halangan itu dengan doaku



Suaraku kini didengar

Dinegeriku Indonesia

Akupun bahagia

Terima kasih Tuhan

Akupun tersenyum manja


Masih banyak Lukisan Tuhan yang begitu indahnya Ia gambarkan untuk kita Fikirkan, kita Pelajari agar kita selalu Bersyukur.

sumber : Kick Andy, Habibie Afsyah
Read more

0 Untaian Do'a & Harapan

Ya ALLAAH, Ya RAHMAN, Ya RAHIIM.
... berikanlah kekuatan pada bangsaku
... anugerahkan cinta dan kasih sayang untuk negeriku
... mudahkan langkah mereka yang berjuang di jalan-MU
... karuniakan keikhlasan di hati hamba - hamba-MU

Aamiin, Ya Rabbal 'aalamiin...

SELAMAT TAHUN BARU 1 MUHARAM 1430 H


dari sahabat, oleh sahabat , untuk sahabat
Read more

0 Maafkan dan Lupakan

Ini sebuah kisah tentang dua orang sahabat karib yang sedang berjalan melintasi gurun pasir. Ditengah perjalanan, mereka bertengkar, dan salah seorang menampar temannya. Orang yang kena tampar, merasa sakit hati, tapi dengan tanpa berkata-kata, dia menulis di atas pasir;

HARI INI, SAHABAT TERBAIK KU MENAMPAR PIPIKU.

Mereka terus berjalan, sampai menemukan sebuah oasis, dimana mereka memutuskan untuk mandi. Orang yang pipinya kena tampar dan terluka hatinya, mencoba berenang namun nyaris tenggelam, dan berhasil diselamatkan oleh sahabatnya. Ketika dia mulai siuman dan rasa takutnya sudah hilang, dia menulis di sebuah batu;

HARI INI, SAHABAT TERBAIK KU MENYELAMATKAN NYAWAKU.

Orang yang menolong dan menampar sahabatnya, bertanya, "Kenapa setelah saya melukai hatimu, kau menulisnya di atas pasir, dan sekarang kamu menulis di batu ?" Temannya sambil tersenyum menjawab, "Ketika seorang sahabat melukai kita, kita harus menulisnya diatas pasir agar angin maaf datang berhembus dan menghapus tulisan tersebut. Dan bila sesuatu yang luar biasa terjadi, kita harus memahatnya di atas batu hati kita, agar tidak bisa hilang tertiup angin."

Dalam hidup ini sering timbul beda pendapat dan konflik karena sudut pandang yang berbeda. Oleh karenanya cobalah untuk saling memaafkan dan lupakan masalah lalu. Belajarlah menulis diatas pasir.

Sumber : email dari sahabat
Read more

0 Lembut Cinta - Nya

Kisah di bawah ini adalah kisah yang saya dapat dari milis alumni Jerman, atau warga Indonesia yang bermukim atau pernah bermukim di sana.

Demikian layak untuk dibaca beberapa menit, dan direnungkan seumur hidup. Saya adalah ibu dari tiga orang anak dan baru saja menyelesaikan kuliah saya. Kelas terakhir yang harus saya ambil adalah Sosiologi. Sang Dosen sangat inspiratif, dengan kualitas yang saya harapkan setiap orang memilikinya.

Tugas terakhir yang diberikan ke para siswanya diberi nama "Smiling." Seluruh siswa diminta untuk pergi ke luar dan memberikan senyumnya kepada tiga orang asing yang ditemuinya dan mendokumentasikan reaksi mereka. Setelah itu setiap siswa diminta untuk mempresentasikan
didepan kelas. Saya adalah seorang yang periang, mudah bersahabat dan selalu tersenyum pada setiap orang. Jadi, saya pikir,tugas ini sangatlah mudah.

Setelah menerima tugas tsb, saya bergegas menemui suami saya dan anak bungsu saya yang menunggu di taman di halaman kampus, untuk pergi kerestoran McDonald's yang berada di sekitar kampus. Pagi itu udaranya sangat dingin dan kering. Sewaktu suami saya akan masuk dalam antrian, saya menyela dan meminta agar dia saja yang menemani si Bungsu sambil
mencari tempat duduk yang masih kosong.

Ketika saya sedang dalam antrian, menunggu untuk dilayani, mendadak setiap orang di sekitar kami bergerak menyingkir, dan bahkan orang yang semula antri dibelakang saya ikut menyingkir keluar dari antrian. Suatu perasaan panik menguasai diri saya, ketika berbalik dan melihat mengapa mereka semua pada menyingkir ? Saat berbalik itulah saya membaui suatu "bau badan kotor" yang cukup menyengat, ternyata tepat di belakang saya berdiri dua orang lelaki tunawisma yang sangat dekil!

Saya bingung, dan tidak mampu bergerak sama sekali. Ketika saya menunduk, tanpa sengaja mata saya menatap laki-laki yang lebih pendek, yang berdiri lebih dekat dengan saya, dan ia sedang "tersenyum" kearah saya. Lelaki ini bermata biru, sorot matanya tajam, tapi juga
memancarkan kasih sayang. Ia menatap kearah saya, seolah ia meminta agar saya dapat menerima 'kehadirannya' di tempat itu.

Ia menyapa "Good day!" sambil tetap tersenyum dan sembari menghitung beberapa koin yang disiapkan untuk membayar makanan yang akan dipesan. Secara spontan saya membalas senyumnya, dan seketika teringat oleh saya 'tugas' yang diberikan oleh dosen saya. Lelaki kedua sedang memainkan tangannya dengan gerakan aneh berdiri di belakang temannya.

Saya segera menyadari bahwa lelaki kedua itu menderita defisiensi mental, dan lelaki dengan mata biru itu adalah "penolong"nya. Saya merasa sangat prihatin setelah mengetahui bahwa ternyata dalam antrian itu kini hanya tinggal saya bersama mereka,dan kami bertiga tiba2 saja
sudah sampai didepan counter. Ketika wanita muda di counter menanyakan kepada saya apa yang ingin saya pesan, saya persilahkan kedua lelaki ini untuk memesan duluan. Lelaki bermata biru segera memesan "Kopi saja, satu cangkir Nona." Ternyata dari koin yang terkumpul hanya itulah yang mampu dibeli oleh mereka (sudah menjadi aturan direstoran disini, jika ingin duduk di dalam restoran dan menghangatkan tubuh, maka orang harus membeli sesuatu). Dan tampaknya kedua orang ini hanya ingin menghangatkan badan.

Tiba2 saja saya diserang oleh rasa iba yang membuat saya sempat terpaku beberapa saat, sambil mata saya mengikuti langkah mereka mencari tempat duduk yang jauh terpisah dari tamu2 lainnya, yang hampir semuanya sedang mengamati mereka. Pada saat yang bersamaan,
saya baru menyadari bahwa saat itu semua mata di restoran itu juga sedang tertuju ke diri saya, dan pasti juga melihat semua 'tindakan' saya.

Saya baru tersadar setelah petugas di counter itu menyapa saya untuk ketiga kalinya menanyakan apa yang ingin saya pesan. Saya tersenyum dan minta diberikan dua paket makan pagi (diluar pesanan saya) dalam nampan terpisah. Setelah membayar semua pesanan, saya minta bantuan petugas lain yang ada di counter itu untuk mengantarkan nampan pesanan
saya ke meja/tempat duduk suami dan anak saya. Sementara saya membawa nampan lainnya berjalan melingkari sudut kearah meja yang telah dipilih kedua lelaki itu untuk beristirahat. Saya letakkan nampan berisi makanan itu di atas mejanya, dan meletakkan tangan saya di atas
punggung telapak tangan dingin lelaki bemata biru itu, sambil saya berucap "makanan ini telah saya pesan untuk kalian berdua."

Kembali mata biru itu menatap dalam ke arah saya, kini mata itu mulai basah ber-kaca2 dan dia hanya mampu berkata "Terima kasih banyak, nyonya." Saya mencoba tetap menguasai diri saya, sambil menepuk bahunya saya berkata "Sesungguhnya bukan saya yang melakukan ini untuk kalian, Tuhan juga berada di sekitar sini dan telah membisikkan sesuatu ketelinga saya untuk menyampaikan makanan ini kepada kalian." Mendengar ucapan saya, si Mata Biru tidak kuasa menahan haru dan memeluk lelaki kedua sambil terisak-isak. Saat itu ingin sekali saya
merengkuh kedua lelaki itu.

Saya sudah tidak dapat menahan tangis ketika saya berjalan meninggalkan mereka dan bergabung dengan suami dan anak saya, yang tidak jauh dari tempat duduk mereka. Ketika saya duduk suami saya mencoba meredakan tangis saya sambil tersenyum dan berkata "Sekarang
saya tahu, kenapa Tuhan mengirimkan dirimu menjadi istriku, yang pasti, untuk memberikan 'keteduhan' bagi diriku dan anak-2ku! "

Kami saling berpegangan tangan beberapa saat dan saat itu kami benar2 bersyukur dan menyadari,bahwa hanya karena 'bisikanNYA' lah kami telah mampu memanfaatkan 'kesempatan' untuk dapat berbuat sesuatu bagi orang lain yang sedang sangat membutuhkan. Ketika kami sedang menyantap makanan, dimulai dari tamu yang akan meninggalkan restoran dan disusul oleh beberapa tamu lainnya, mereka satu persatu menghampiri meja kami,
untuk sekedar ingin 'berjabat tangan' dengan kami.

Salah satu diantaranya, seorang bapak, memegangi tangan saya, dan berucap "Tanganmu ini telah memberikan pelajaran yang mahal bagi kami semua yang berada disini, jika suatu saat saya diberi kesempatan olehNYA, saya akan lakukan seperti yang telah kamu contohkan tadi
kepada kami."

Saya hanya bisa berucap "terimakasih" sambil tersenyum. Sebelum beranjak meninggalkan restoran saya sempatkan untuk melihat kearah kedua lelaki itu, dan seolah ada 'magnit' yang menghubungkan bathin kami, mereka langsung menoleh kearah kami sambil tersenyum, lalu
melambai-2kan tangannya kearah kami. Dalam perjalanan pulang saya merenungkan kembali apa yang telah saya lakukan terhadap kedua orang tunawisma tadi, itu benar2 'tindakan' yang tidak pernah terpikir oleh saya.

Pengalaman hari itu menunjukkan kepada saya betapa 'kasih sayang' Tuhan itu sangat HANGAT dan INDAH sekali! Saya kembali ke college, pada hari terakhir kuliah dengan 'cerita' ini ditangan saya. Saya menyerahkan 'paper' saya kepada dosen saya. Dan keesokan harinya,
sebelum memulai kuliahnya saya dipanggil dosen saya ke depan kelas, ia melihat kepada saya dan berkata, "Bolehkah saya membagikan ceritamu ini kepada yang lain?" dengan senang hati saya mengiyakan.

Ketika akan memulai kuliahnya dia meminta perhatian dari kelas untuk membacakan paper saya. Ia mulai membaca, para siswapun mendengarkan dengan seksama cerita sang dosen, dan ruangan kuliah menjadi sunyi. Dengan cara dan gaya yang dimiliki sang dosen dalam membawakan ceritanya, membuat para siswa yang hadir di ruang kuliah itu seolah
ikut melihat bagaimana sesungguhnya kejadian itu berlangsung, sehingga para siswi yang duduk di deretan belakang didekat saya diantaranya datang memeluk saya untuk mengungkapkan perasaan harunya.

Diakhir pembacaan paper tersebut, sang dosen sengaja menutup ceritanya dengan mengutip salah satu kalimat yang saya tulis diakhir paper saya . "Tersenyumlah dengan 'HATImu', dan kau akan mengetahui betapa 'dahsyat' dampak yang ditimbulkan oleh senyummu itu." Dengan caraNYA sendiri, Tuhan telah 'menggunakan' diri saya untuk menyentuh orang-orang yang ada di McDonald's, suamiku, anakku, guruku, dan setiap siswa yang menghadiri kuliah di malam terakhir saya sebagai mahasiswi. Saya lulus dengan 1 pelajaran terbesar yang tidak pernah
saya dapatkan di bangku kuliah manapun, yaitu: "PENERIMAAN TANPA SYARAT."

Jika anda berpikir bahwa cerita ini telah menyentuh hati anda, teruskan cerita ini kepada orang2 terdekat anda. Disini ada 'malaikat' yang akan menyertai anda, agar setidaknya orang yang membaca cerita ini akan tergerak hatinya untuk bisa berbuat sesuatu (sekecil apapun) bagi sesama yang sedang membutuhkan uluran tangannya!

Orang bijak mengatakan: Banyak orang yang datang dan pergi dari kehidupanmu, tetapi hanya 'sahabat yang bijak' yang akan meninggalkan JEJAK di dalam hatimu. Untuk berinteraksi dengan dirimu, gunakan nalarmu. Tetapi untuk berinteraksi dengan orang lain, gunakan HATImu! Orang yang kehilangan uang, akan kehilangan banyak, orang yang kehilangan teman, akan kehilangan lebih banyak! Tapi orang yang kehilangan keyakinan, akan kehilangan semuanya!

Tuhan menjamin akan memberikan kepada setiap hewan makanan bagi mereka, tetapi DIA tidak melemparkan makanan itu ke dalam sarang mereka, hewan itu tetap harus BERIKHTIAR untuk bisa mendapatkannya.

Orang-orang muda yang 'cantik' adalah hasil kerja alam, tetapi
orang-orang tua yang 'cantik' adalah hasil karya seni. Belajarlah dari PENGALAMAN MEREKA, karena engkau tidak dapat hidup cukup lama untuk bisa mendapatkan semua itu dari pengalaman dirimu sendiri.
Read more

0 Keajaiban Pikiran

Salam..
Saya ingin membagi pengalaman setelah saya membaca di salah satu Ebook Motivasi Islam, di situ saya membaca buku Beautiful Mind. Saya ingin membuktikan tentang keajaiban pikiran setelah saya praktekan ternyata betul-betul AJAIB. Begini ceritanya.

Saya pernah diberi tugas oleh saudara saya untuk mengangkat padi (gabah) sebanyak 29 karung seberat 50 Kg/karung dari gudang ke sebuah mobil yang saya parkir di pinggir jalan dengan jarak kurang lebih 100 m. Pada saat itu saya mencoba mengangkat satu karung terlebih dahulu. Baru satu karung saya mengangkat pikiran saya mengatakan SAYA TIDAK BISA. Kemudian saya berusaha mencari teman untuk membantu saya mengangkat 29 karung padi (gabah) tersebut. Tapi tak satu pun teman saya yang bisa membantu saya untuk mengangkatnya karena kesibukan mereka masing-masing. Karena itu suatu tugas yang harus saya selesaikan akhirnya mau tidak mau saya harus mengangkatnya sendiri. Saya teringat kalimat yang saya baca dari buku Beautiful Mind tentang Keajaiban Pikiran "Bila Anda pikir Anda bisa, maka Anda bisa...tetapi bilan Anda pikir Anda tidak bisa, maka Anda tidak bisa" kalimat itu membakar semangat saya kemudian saya set ulang pikiran saya bahwa Saya BISA, Saya BISA, Saya BISA !!! Saya yakin bahwa Allah tidak akan menguji hambanya diluar kemampuan hambanya. Singkatnya dengan keyakinan dan semangat baru saya coba pikul lagi satu per satu karung seberat 50 Kg. Subhanallah 19 karung dapat saya angkat sendiri. sisa 10 karung lagi. pada saat itu bukan karena saya sudah tidak sanggup mengangkat yang 10 karung lagi, tapi karena mobilnya sudah penuh terisi 19 karung 50 kg.

Yang dapat saya simpulkan dari pengalam saya bahwa sesulit dan seberat apapun tugas yang diberikan kepada kita kerjakan dulu dan selesaikan semampu kita dan juga pentingnya BERPIKIR POSITIF dalam segala hal. terima kasih

Mudah-mudahan kisah ini bisa menjadi motivasi untuk semua yang membaca......

dikutip dari pengalaman pribadi seorang sahabat.
Read more

2 Shalat Dhuha, Shalat Rezeki

"Ya Allah, jika rezeki untuk kami berada di langit, turunkanlah, dan jika berada dalam bumi, keluarkanlah, dan jika sulit, mudahkanlah, dan jika haram, halalkanlah, dan jika berada jauh dekatkanlah".

Meski mengaku sering bolong-bolong, Hanawijaya, direktur pada sebuah bank syariah di ibu kota, gemar melakukan ibadah shalat Dluha. Ibadah sunnah yang sejak mahasiswa di Institut Pertanian Bogor (IPB) dilakukan, bagi Hanawijaya, mendatangkan ketenangan dan ketentraman dalam bekerja.

''Jujur saja, saya masih suka bolong-bolong shalat Dluha. Kayaknya kita sombong banget kalau nggak sempat mengerjakan. Masak sih untuk dua rakaat saja kita tidak punya waktu untuk berkomunikasi dengan Yang Maha Kuasa?
Padahal, manfaatnya penting banget. Kita lebih enjoy dan enteng dalam bekerja,'' ungkap Hanawijaya kepada Republika Rabu (2/5).

Dengan melakukan ibadah shalat Dluha, tutur Hanawijaya lebih lanjut, manusia mendapatkan bimbingan dan arahan bagaimana seharusnya mencari rizki. ''Shalat Dluha itu menurunkan tensi kita sehingga bekerja lebih tenang. Kita juga sering mendapatkan inspirasi dan ide-ide yang menarik, sering pula mendapatkan terobosan yang menarik jika selesai shalat Dluha,'' ujarnya.

Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia KH Cholil Ridwan mengungkapkan Rasulullah SAW melaksanakan shalat Dluha. Hikmah dari ibadah shalat Dhuha adalah untuk dimudahkan dalam mencari rezeki yang halal. ''Mereka yang melakukan shalat Dhuha, mendapatkan petunjuk dan bimbingan dari Allah SSWT setiap kali hendak keluar rumah, apakah ia mau bekerja, berdagang maupun kegiatan usaha lainnya.''

Ulama asal Bogor Prof Dr KH Didin Hafidluddin mengatakan paling tidak ada tiga hikmah dari shalat Dhuha. Pertama, bukti dari syukur kita kepada Allah SWT, karena hari itu kita masih bisa melakukan suatu kegiatan yang sesuai dengan ketentuan Allah SWT. Kedua, shalat Dluha selalu mendorong kita untuk terkait dengan ketentuan Allah SWT karena itu tidak mungkin kita mencari harta yang tidak halal atau di luar ketentuan Allah SWT, tidak mungkin kita menipu, korupsi dan kegiatan buruk lainnya.

Shalat Dhuha, kata dia, juga menguatkan komitmen dan ketauhidan kita, dan pengakuan bahwa hanya Allah-lah satu-satunya sumber rezeki. "Orang yang rajin shalat Dluha, selain dimudahkan rezekinya, hidupnya juga sangat mulia. Ia sangat disegani orang, karena tak pernah minta-minta kecuali kepada Allah SWT,'' ujar Didin.

Pimpinan Majelis Az-Zikra UstadZ Muhammad Arifin Ilham mengatakan shalat Dhuha merupakan salah satu shalat sunah yang utama. ''Shalat Dhuha merupakan shalat rezeki, doanya pun merupakan doa rezeki,'' tandas Ustadz Arifin Ilham kepada Republika.

Ia lalu menyitir doa seusai shalat Dhuha, penggalannya sebagai berikut, ''Ya Allah, jika rezeki untuk kami berada di langit, turunkanlah; dan jika berada di dalam bumi, keluarkanlahl; dan jika sulit, mudahkanlah; dan jika haram, halalkanlah; dan jika berada jauh, dekatkalah.'' ''Ini merupakan doa yang luar biasa. Allah adalah Ar-Razzaq (Maha Pemberi Rezeki), Al-Ghaniyyu (Mahakaya), dan Al-Mughniyyu (Maha Memberikan Kekayaan). Di tangan Allah, segala urusan rezeki. Jadi, kita diajarkan oleh Allah untuk minta rezeki, bukan kekayaan. Kita diajarkan minta rezeki yang banyak dan halal,'' tegas Arifin Ilham.

Karena itu, kata Arifin, selayaknya kita selalu berusaha menjaga shalat Dhuha. ''Tak ada alasan meninggalkan shalat Dhuha. Kalau shalat Tahajjud, orang masih bisa beralasan tidak sempat shalat karena kesiangan. Sedangkan shalat Dhuha, apa alasan kita meninggalkannya? Hanya ada dua alasan orang tidak shalat Dhuha, yakni tidak paham keutamaan shalat Dhuha dan malas,'' tegas Arifin Ilham.

Setiap Muslim, kata Arifin, butuh shalat Dhuha. ''Betapa tidak? Sedangkan kita semua butuh rezeki. Dan shalat Dhuha dilakukan pada jam rezeki. Karena itu, walaupun sifatnya sunnah, shalat Dhuha jangan ditinggalkan,'' tuturnya.

Sewaktu menimba ilmu di Ponpes Darunnajah, Jakarta, tingkat Tsanawiyah, Arifin dan tujuh kawannya senantiasa mendawamkan shalat Dhuha. Mereka menyebut diri mereka sebagai Ashabud Dhuha. ''Alhamdulillah, delapan berkawan ini semuanya jadi orang berhasil. Arifin saja yang hanya tamat S-1, sedangkan yang lainnya tamat S-2 atau S-3,'' ungkap Arifin Ilham.

Read more
bisnis online

Delete this element to display blogger navbar

 
© 2010 Sketsa Embun Pagi is proudly powered by Blogger